20 December 2005

Wikipedia vs Britannica

Wikipedia adalah ensiklopedia online yang tersedia gratis, dan tulisan di dalamnya adalah sumbangan individual. Dengan kata lain, bebas menyumbang tulisan, mengoreksinya, bebas membaca, mengutip dan memanfaatkannya. Fitur "bebas" ini memang menjadi kontroversi, karena tidak sedikit orang yang tujuannya cuma mengacau, memberikan informasi palsu, melakukan spamming, promosi website pribadi ataupun bisnis. Memang ada sekelompok editor yang berpatroli mengawasi perubahan artikel. Kalau ada yang ngawur, dengan mudah editor atau orang lain merevisi atau mengembalikan ke isi artikel sebelumnya, dan bisa juga IP Address pengacau di-"ban" dari partisipasi di Wikipedia.

Pengelola Wikipedia membanggakan sistem mereka terjamin, kalau ada kesalahan akan dapat dikoreksi dalam hitungan menit. Tetapi baru-baru ini Wikipedia kebobolan. Seseorang iseng menulis biografi seorang wartawan, yang diisukan terlibat dalam pembunuhan Robert Kennedy. Kenyelenehan ini baru terdeteksi beberapa bulan, setelah si wartawan menemukannya, kemudian melakukan protes dengan menulis di surat kabar. Kontan saja pertanyaan klasik "Apakah Wikipedia dapat dipercaya?" makin gencar terdengar. Pengelola Wikipedia telah mengoreksi tulisan tersebut dan memperketat aturan penyumbangan artikel.

Sehubungan dengan tingkat reliabilitas Wikipedia, jurnal Nature baru-baru ini menurunkan laporan perbandingan antara Wikipedia dan Britannica, ensiklopedia kondang yang telah mapan. Dari sekitar empat puluh sampel artikel, rata-rata Wikipedia mengandung 4 kesalahan, sedang Britannica 3. Not bad :-) Pendukung Wikipedia menambahkan karena artikel ensiklopedia gratis ini rata-rata lebih panjang daripada Britannica, bisa jadi tingkat
kesalahan Wikipedia sebenarnya lebih kecil. Ada pula yang mengingatkan sebenarnya banyak penulis ensiklopedia mapan seperti Britannica juga turut berpartisipasi menyumbang artikel untuk Wikipedia walaupun dengan menjaga anonimitas. Karenanya tidak mengherankan kualitas Wikipedia tidak kalah.

Lalu bisakah Wikipedia dijadikan rujukan? Seorang pakar memberikan nasehat. Untuk memulai suatu penelitian atas topik yang baru didengar, tidak ada salahnya. Wikipedia juga menyediakan link ke situs-situs lain dan buku-buku referensi lainnya. Pakar tersebut juga mengatakan sebenarnya kiat ini juga berlaku untuk ensiklopedia lainnya secara umum.

Sudahkah Anda berwikipedia hari ini?

22 October 2005

Ujian Iman James Yee

Tanggal 10 September 2003, James Yee, pembina rohani (chaplain) Islam tentara Amerika yang ditugaskan di kamp tahanan Guantanamo, ditahan dengan tuduhan menjadi mata-mata dan musuh negara yang tuntutan hukumnya bisa berupa hukuman mati. Dia dikurung selama 76 hari. Kemudian tuntutan berkurang menjadi salah menangani dokumen rahasia. Lagi-lagi Pentagon, Dephan Amerika, tidak dapat melanjutkan kasusnya, dan Yee dibebaskan.

Pada hari pembebasannya, datang tuduhan baru: berbohong kepada investigator, berzina (perselingkuhan merupakan tindakan kriminal bagi militer Amerika) dan mendownload pornografi ke komputer milik pemerintah. Di kemudian hari tuduhan ini pun dicabut. Tetapi, "the damage has been done."

Yee, keturunan Cina dan lulusan akademi militer West Point, setelah memeluk Islam menuntut pelajaran agama di Syria, yang dia anggap lebih moderat daripada Saudi Arabia. Dia memulai karir sebagai pembina rohani di tahun 2000, dan pasca peristiwa 11 September dipanggil membantu mengurangi ketegangan antara tentara muslim dan nonmuslim. Dia ditugaskan ke Guantanamo, Kuba, tahun 2002. Karena beragama sama dengan para tahanan Afghanistan/Al-Qaida, dia sering merasakan kecurigaan dari para perwira dan penjaga penjara. Selama di situ, dia juga menyaksikan penyiksaan para tahanan dan pelecehan simbol-simbol Islam sebagaimana diungkap oleh media dan juga diakui oleh Pentagon.

Pasca kebebasannya, James Yee masih tercantum dalam daftar "no-fly list" sehingga tidak bisa naik pesawat terbang dan masih dianggap berbahaya, dua tahun dia mempertahankan sikap diamnya. Kisah duka yang dalam (ketika masih dalam tahanan, istri yang dinikahinya di Syria pernah menelpon bertanya bagaimana cara menggunakan pistolnya) dan berbagai label yang dialamatkan media massa merupakan ujian iman yang pelan-pelan harus dilaluinya selama dua tahun ini. Mengakhiri sikap diamnya, Yee baru-baru ini menerbitkan bukunya "For God and Country: Faith and Patriotism Under Fire" dan memberikan wawancara.

Original Post

20 September 2005

Tak Perlu Fatwa Busana Untuk Sania Mirza

Salah satu "highlight" turnamen tenis US Open tahun ini adalah Sania Mirza, bintang India berusia 18 tahun. Bersaing dengan petenis top lainnya seperti Maria Sharapova dan legiun Rusia lainnya, di lapangan tenis Sania tidak saja disoroti kehandalannya, tetapi juga busananya. Sekalipun dibanding Sharapova, ataupun Williams bersaudari, dandanan Sania tergolong konvensional, tetapi statusnya sebagai muslimah mengundang kontroversi.

Di negerinya, sebagian ulama mengecam penampilan Sania, mengatakannya "setengah telanjang" dan memberikan pengaruh tidak baik. Reaksi berlawanan juga bermunculan. Parpol Hindu garis keras BJP, misalnya, membela Sania. Yang menarik lagi, The All-India Shia Muslim Personal Law Board (sejenis majelis ulama untuk kalangan Syiah India) justru menyatakan tidak perlu fatwa bagaimana atlet perempuan berbusana dan memuji sumbangan Sania untuk masyarakat dan negara.

Entah terpengaruh oleh perang fatwa, pekan lalu Sania Mirza sendiri tampil kurang meyakinkan di turnamen di Nusa Dua, Bali dan rontok di babak pertama. Pekan ini dia tampil lagi di sebuah turnamen di India, dan diberitakan mendapatkan pengawalan ekstra ketat.

Di masa kejayaannya, bintang tenis kita Yayuk Basuki sempat beberapa kali masuk babak perempat final Wimbledon dan turnamen Grand Slam lainnya. Dibanding Sania yang baru ranking 34, Yayuk pernah menembus 20 besar dunia. Tapi belum pernah rasanya mendengar ada fatwa mengecam busana tenis Yayuk, maupun atlet-atlet putri kita, termasuk atlet renang, voli pantai, senam ataupun cabang lainnya.

06 September 2005

Anak Mencontoh Orang tuanya

Kacang Mangsa Ninggal Lanjaran (kacang tidak akan meninggalkan rambatannya), anak mencontoh kebiasan orang tuanya. Pepatah Jawa ini ditegaskan kembali dalam sebuah studi oleh penelitian sebuah tim dokter anak Darmouth Medical School. Yang diamati dalam studi ini adalah 120 anak berusia 2-6 tahun, diberi mainan boneka Barbie dan Ken, main belanja-belanjaan dan tamu-tamuan. Misalnya, ada anak usia 4 tahun. Barbie belanja rokok, anggur, bir, sesuai kebiasaan orang tua si anak.

Temuan-temuan:
  • 28% membeli rokok. Anak2 yang orang tuanya merokok, kemungkinannya 4x lebih besar akan membeli rokok
  • 61% membeli minuman beralkohol. Anak2 yang orang tuanya minum sedikitnya sebulan sekali, kemungkinannya 3x lebih besar akan membeli minuman keras.
  • Pengaruh film. Anak2 yang nonton film bertema dewasa, lebih besar kemungkinannya membeli minuman beralkohol.

Rekomendasi Penelitian ini:
  • Kalau orang tua tidak ingin anaknya merokok ya jangan ngasih contoh.
  • Tindakan preventif harus diarahkan kepada anak usia sedini mungkin.

Berita di jurnal yang memuat hasil penelitian ini: Arch Pediatr Adolesc Med. 2005;159:854-859.

Nah, coba masing-masing mencoba penelitan ini:
Barbie pilih baju: jilbab, kimono, kemben, yukensi, bikini. Apakah pilihannya mencerminkan cara orang tuanya berpakaian? :-)

*Original Post

27 August 2005

Menonton Homo Sapiens di Kebun Binatang

Salah satu tempat tujuan tamasya lebaran waktu kecil dulu adalah kebun binatang. Ada saja yang ingin dilihat, dan biasanya kami sering berolok-olok sesama pengunjung: "... ingin ketemu saudara sepupu ya?", ".... sowan ke uwak ya?" Tentu saja maksudnya "sepupu" dan "uak" di sini antara lain siamang, orang utan dan gorilla.

Tapi di London Zoo, ada penghuni kebun binatang baru. Seperti halnya penghuni lainnya, mereka ditempatkan di kandang, ditonton orang, diberi makan. Nama "penghuni" ini adalah: Homo Sapiens. Delapan homo sapiens dikandangkan di bagian Primata, bertetangga dengan "sepupu" dan "uak."

*Original Post

26 August 2005

Muda-mudi Muslim Amerika Mencari Cinta


Ini pacarannya Muslim Amerika:
  • 100-an pemuda-pemudi lajang berkumpul
  • dikawal oleh orang tua mereka
  • acara dibuka dengan ceramah oleh imam, diselingi salat maghrib
  • 5 bujangan, 5 gadis duduk mengitari meja bundar, bercakap-cakap selama 10 menit (orang tua dan panitia penyelenggara mengawasi)
  • waktu habis, pindah ke meja lain, ganti berbincang dengan 5 pemuda/pemudi lainnya
Demikian sekilas Ta'aruf Akbar kali ini.


Romantika muda-mudi muslim Amerika menjadi obyek penelitian yang menarik. Dua peneliti dari Universitas North Dakota menerbitkan hasil riset mereka berjudul "Kriteria Memilih Pasangan di kalangan Muslim Amerika," di jurnal "Evolution and Human Behavior" volum 26, September 2005 (hal 432-440).

Badahdah dan Tiemann meneliti rubrik jodoh dari kalangan muslim Amerika. Kriteria dari pihak perempuan:
  • penampilan menarik (dan juga lebih menonjolkan daya tarik fisik mereka)
  • jaminan keuangan
  • sensitif dan jujur
  • relijius (dan lebih menonjolkan keberagamaan mereka)
Kriteria dari pihak laki-laki:
  • penampilan menarik
  • lebih muda

Berikut ini adalah ringkasan makalahnya:

Mate selection criteria among Muslims living in America
Abdallah Mohammed Badahdah, and Kathleen A. Tiemann
University of North Dakota, Grand Forks, ND 58202, United States

Abstract

There is a lively literature on sex differences in mate preferences primarily in Western cultures. The few cross-cultural studies that exist are limited, as they ignore the role of religion on mate preferences. In this article, we randomly selected 500 personal advertisements placed by Muslims who live in the United States. Content analysis revealed that there were no significant sex differences in seeking a physically attractive mate. However, women mentioned their physical attractiveness more than men did, while men, more than women, sought mates younger than themselves. Women preferred financially secure partners and placed a higher value on finding partners who were emotionally sensitive and sincere than did the men. Furthermore, women significantly, more than men, advertised their religiosity and sought religious partners.

Keywords: Muslims; Personal advertisements; Mate selection; Content analysis

Corresponding author. Department of Sociology, University of North Dakota, Grand Forks, ND 58202, United States.

Evolution and Human Behavior
Volume 26, Issue 5 , September 2005, Pages 432-440


"Muslims do not date."
Kalimat ini bagaikan mantra yang entah seberapa mujarab di tengah masyarakat plural dan bebas di Amerika. Penulis feminis berlatar belakang Pakistan Asma Gull Hasan menceritakan pengalaman di komunitasnya tentang gaya pacarannya muslim Amerika. Hasan menguraikan tiga gaya hidup yang umum dianut para bujangan dalam mencari jodohnya.
  1. Halal dating di kalangan "strict muslims"
  2. Pacaran sih pacaran (tanpa pengawasan), tapi tahu batas di kalangan "Eid Muslims" (salatnya waktu lebaran doang)
  3. Sampai menjalani hubungan seks pranikah dan hidup bersama di kalangan "Sex and the City"

15 July 2005

I, Robot

Dalam adegan di film "I, Robot" (2004), detektif yang diperankan Will Smith menginterogasi "seorang" robot tersangka kasus pembunuhan. Robot ini menganggap dirinya punya perasaan seperti halnya manusia.

Detektif: "Can a robot write a symphony? Can a robot take a blank canvas and turn it into a masterpiece?"
Robot: "Can you?"
Detektif: [glek]

05 June 2005

Masjid dan Mosque

Salah satu "edaran" email (baca kembali Hoax dan Urband Legend) yang menghiasi milis-milis adalah ajakan menghindari penyebutan "masjid" dengan "mosque." Diceritakan dalam email tersebut bahwa "mosque" berasal dari kata "mosquito", yang digunakan oleh pasukan Inkuisitor Spanyol untuk menyebut muslim Andalusia sebagai nyamuk yang dapat ditemukan di masjid. Sumber kisah ini adalah buku "The Idiot's Guide to Understanding Islam" karya Yahiya Emerick.

Saya sudah membaca bukunya Yahiya Emerick tersebut. Saya juga menggemari tulisan-tulisannya yang bernas, dan sudah mengkhatamkan (walaupun sebenarnya cuma "scanning") buku tsb di toko buku :-)

Info "Masjid-Mosquito" ini dalam buku tsb letaknya di pinggiran halamandalam frame tersendiri, entah apa istilahnya, inset atau apa (offside?), yang jelas bukan bagian penting dari buku tsb. Dan sampaihalaman-halaman akhir penulis tetap setia menggunakan kata "mosque." Jadi sekedar "selingan" atau sisipan gitu lho ......

Lha ini kok terus info semacam ini diforward ke mana-mana, malah bertentangan dengan niatan penulis. Ini lebih merupakan "salah paham" daripada "hoax."

Sekarang tinjauan etymology (akar kata) istilah-istilah ini:

Dari kamus American Heritage
mosque
NOUN: A Muslim house of worship.
ETYMOLOGY: French mosquée, from Old French mousquaie, from Old Italian moschea, from moscheta, from Old Spanish mezquita, from Arabic masjid. See masjid.

masjid
NOUN: A mosque.
ETYMOLOGY: Arabic, from Aramaic *masgid, place of worship, from sged, to bow down, worship. See sgd in Appendix II.

mosquito
NOUN: Inflected forms: pl. mos·qui·toes or mos·qui·tos
Any of various two-winged insects of the family Culicidae, in which the female of most species is distinguished by a long proboscis for sucking blood. Some species are vectors of diseases such as malaria and yellow fever. Also called Regional skeeter. See Regional Note at possum.
ETYMOLOGY: Spanish and Portuguese, from diminutive of mosca, fly, from Latin musca.

21 May 2005

Strategi Baru Antiterorisme: Feminisme

Dalam artikelnya di alternet.org yang provokatif ini, Barbara Ehrenreich berpendapat bahwa usaha serius dan berkesinambungan untuk melindungi hak-hak asasi manusia (HAM) bagi perempuan seluruh dunia dapat menjadi awal bagi pendekatan baru melawan terorisme.
Misalnya:
  • mendanai pendidikan anak-anak perempuan di negara seperti Pakistan yang tingkat buta hurufnya 26%
  • beasiswa bagi perempuan untuk pendidikan yang lebih tinggi (universitas dll)
  • pemberian suaka bagi yang melarikan diri totalitarianisme gender
  • perang global melawan "trafficking of women"
Penulis juga menyarankan, "kalau istilah 'feminisme' bikin gatal di telinga, coba istilah lain: hak-hak perempuan."

*Original Post

08 April 2005

Sex Ed Semenjak Dini

Al-jazeera menurunkan berita "Egyptian cleric slams sex education", Syekh Al-Azhar mengecam pendidikan seks.

Saya kira judul berita al-jazeera ini terlalu umum. Sex ed sudah pasti diajarkan semenjak awal. Apalagi masyarakat fikih-oriented, mau tidak mau menyinggung ini. Masih ingat ketika di SD, mulai dari pelajaran wudhu, salat, puasa, anak-anak muslim sudah akrab dengan istilah jima', mani, haid. Yang lebih "advanced", yang belajar hadis arbain imam Nawawi, sampai ke nomer 24, "bersetubuh dengan istri juga sedekah." Ustadz yang baik tentu tidak akan melompat ke nomer 25 hanya gara-gara ada unsur "sex ed" ini, tetapi akan memperlakukan murid-muridnya sebagaimana mestinya. Di surau, kami bertanya kepada pak ustadz, ketika dia menerangkan yang wajib puasa adalah anak laki2 yang sudah "bermimpi." Mimpi apaan? :-)

Sekarang menanggapi kecaman Syekh al-Azhar tentang pengajaran "safe sex" dan aborsi mestinya dilihat konteksnya. Misalnya MUI menyarankan "safe sex" untuk pasangan suami istri
yang terkena HIV/AIDS. Aborsi sudah dibahas para imam mazhab berabad-abad yang lalu. Ternyata Syekh Tantawi juga memberikan guide line:
'sex education should be taught "in a way that doesn't stir instincts, or offend public morality".'
Baru minggu lalu, saya menemukan buku "sex ed" untuk anak-anak, saya kira untuk usia dini, lengkap dengan gambar anatomi organ laki-laki dan perempuan. Tidak ada masalah untuk yang ini. Ternyata ada juga bab proses "pembuahan" termasuk gambar visual di tempat tidur. Saya dan istri masih mikir-mikir untuk menunjukkan buku ini ke anak-anak usia SD.

*Original Post

21 February 2005

Mentalitas "Blame the Victim"

Perempuan diperkosa?
  • Itu akibat emansipasi kebablasan, karena pakai baju merangsang.
Afrika kelaparan?
  • Itu akibat diam saja dibodohi pemerintahnya, mau-maunya tinggal di situ, tidak ada persiapan menghadapi paceklik.
Bencana tsunami?
  • Itu akibat wilayahnya jadi obyek wisata seks.
Kecopetan?
  • Jangan naik bis kota, jangan taruh dompet di saku celana, ....., jangan bertampang punya uang.
Istri dihajar suami?
  • Itulah kalau berani membantah, tidak taat, patuh dan nurut pada suami.
Irak diserbu Amerika?
  • Makanya jangan bilang punya senjata pemusnah massal kalau tidak punya. Kalaupun tidak punya, salah sendiri tinggal di gurun pasir yang di bawahnya ada cadangan minyak bumi besar-besaran.

Anda jadi korban? Anda salah karena Anda korbannya!

"Perhaps we can't see the victim as innocent, because by so doing we would have to admit that similar things might happen even to us. We blame the victim in order to feel more in control." Anyara

*Original Post

10 February 2005

Patah Hati Membawa Petaka

Ini bukan judul lagu ataupun cerpen remaja, tapi laporan riset "Broken Hearts Can Kill" oleh para peneliti di John Hopkins U.

A traumatic breakup, the death of loved one or even the shock of a surprise party can unleash a flood of stress hormones that can stun the heart, causing sudden, life-threatening heart spasms in otherwisehealthy people, they reported Wednesday.


"Patah hati" dapat mengakibatkan kelebihan hormon stres yang dapat mengejutkan jantung dan menyebabkan penyempitan koroner yang membahayakan pada orang yang sehat sekalipun.

Sebaiknya berhati-hati, dan kalau Anda patah hati, mending berdendang seperti Rahmat Kartolo (alm.), ".... patah hati ku jadinya ....." Terbukti penyanyi kita itu sehat wal afiat di tahun 60-an bahkan merilis ulang lagu hitnya puluhan tahun kemudian.

*Original Post

09 February 2005

Kurikulum Sex Ed: Survey Orang Tua di NC

Departemen Pendidikan dan Dept Kesehatan Negara Bagian North Carolina, AS, mewawancarai lebih dari 1300 orang tua siswa. Di antara temuannya, berikut ini adalah hal-hal yang diinginkan oleh orang tua untuk dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan seks di sekolah:
  • Transmission and prevention of sexually transmitted diseases (98.5%)
  • Transmission and prevention of HIV/AIDS (98.4%)
  • What to do if one has been raped or sexually assaulted (98.2%)
  • Basics of reproduction, how babies are made, pregnancy and birth (98%)
  • Dealing with pressure to have sex (97.7%)
  • How to talk with a girlfriend, boyfriend or partner about not having sex (96.9%)
  • How to talk with parents about sex and relationship issues (96.7%)
  • How to deal with the emotional issues and consequences of being sexually active (93.9%)
  • How to talk with a girlfriend, boyfriend or partner about birth control and sexually transmitted diseases (92.9%)
  • Abstinence until marriage (91.2%)
  • Waiting to have sex until after graduating from high school (90.3%)
  • Effectiveness and failure rates of birth control methods, including condoms (88.9%)
  • How to get tested for HIV/AIDS and sexually transmitted diseases (88.3%)
  • Risks of oral sex (82.7%)
  • How to use other birth control methods, such as birth control pills or Depo Provera (80.8%)
  • Risks of anal sex (80.3%)
  • How to use condoms (80.1%)
  • Talking about what sexual orientation means (77.7%)
  • Where to get birth control, including condoms (73.9%)
  • Classroom demonstrations of how use a condom correctly (56.8%)
Selama ini pendidikan seks di NC hanya menitikberatkan pada "abstinence" (menghindari hubungan seks) sebelum nikah. Tarik ulur tengah terjadi seputar perlunya kurikulum diperluas dengan metode kontrasepsi dan pencegahan penyakit menular melalui hubungan seks.

*Original Post