22 October 2005

Ujian Iman James Yee

Tanggal 10 September 2003, James Yee, pembina rohani (chaplain) Islam tentara Amerika yang ditugaskan di kamp tahanan Guantanamo, ditahan dengan tuduhan menjadi mata-mata dan musuh negara yang tuntutan hukumnya bisa berupa hukuman mati. Dia dikurung selama 76 hari. Kemudian tuntutan berkurang menjadi salah menangani dokumen rahasia. Lagi-lagi Pentagon, Dephan Amerika, tidak dapat melanjutkan kasusnya, dan Yee dibebaskan.

Pada hari pembebasannya, datang tuduhan baru: berbohong kepada investigator, berzina (perselingkuhan merupakan tindakan kriminal bagi militer Amerika) dan mendownload pornografi ke komputer milik pemerintah. Di kemudian hari tuduhan ini pun dicabut. Tetapi, "the damage has been done."

Yee, keturunan Cina dan lulusan akademi militer West Point, setelah memeluk Islam menuntut pelajaran agama di Syria, yang dia anggap lebih moderat daripada Saudi Arabia. Dia memulai karir sebagai pembina rohani di tahun 2000, dan pasca peristiwa 11 September dipanggil membantu mengurangi ketegangan antara tentara muslim dan nonmuslim. Dia ditugaskan ke Guantanamo, Kuba, tahun 2002. Karena beragama sama dengan para tahanan Afghanistan/Al-Qaida, dia sering merasakan kecurigaan dari para perwira dan penjaga penjara. Selama di situ, dia juga menyaksikan penyiksaan para tahanan dan pelecehan simbol-simbol Islam sebagaimana diungkap oleh media dan juga diakui oleh Pentagon.

Pasca kebebasannya, James Yee masih tercantum dalam daftar "no-fly list" sehingga tidak bisa naik pesawat terbang dan masih dianggap berbahaya, dua tahun dia mempertahankan sikap diamnya. Kisah duka yang dalam (ketika masih dalam tahanan, istri yang dinikahinya di Syria pernah menelpon bertanya bagaimana cara menggunakan pistolnya) dan berbagai label yang dialamatkan media massa merupakan ujian iman yang pelan-pelan harus dilaluinya selama dua tahun ini. Mengakhiri sikap diamnya, Yee baru-baru ini menerbitkan bukunya "For God and Country: Faith and Patriotism Under Fire" dan memberikan wawancara.

Original Post

No comments: