20 September 2005

Tak Perlu Fatwa Busana Untuk Sania Mirza

Salah satu "highlight" turnamen tenis US Open tahun ini adalah Sania Mirza, bintang India berusia 18 tahun. Bersaing dengan petenis top lainnya seperti Maria Sharapova dan legiun Rusia lainnya, di lapangan tenis Sania tidak saja disoroti kehandalannya, tetapi juga busananya. Sekalipun dibanding Sharapova, ataupun Williams bersaudari, dandanan Sania tergolong konvensional, tetapi statusnya sebagai muslimah mengundang kontroversi.

Di negerinya, sebagian ulama mengecam penampilan Sania, mengatakannya "setengah telanjang" dan memberikan pengaruh tidak baik. Reaksi berlawanan juga bermunculan. Parpol Hindu garis keras BJP, misalnya, membela Sania. Yang menarik lagi, The All-India Shia Muslim Personal Law Board (sejenis majelis ulama untuk kalangan Syiah India) justru menyatakan tidak perlu fatwa bagaimana atlet perempuan berbusana dan memuji sumbangan Sania untuk masyarakat dan negara.

Entah terpengaruh oleh perang fatwa, pekan lalu Sania Mirza sendiri tampil kurang meyakinkan di turnamen di Nusa Dua, Bali dan rontok di babak pertama. Pekan ini dia tampil lagi di sebuah turnamen di India, dan diberitakan mendapatkan pengawalan ekstra ketat.

Di masa kejayaannya, bintang tenis kita Yayuk Basuki sempat beberapa kali masuk babak perempat final Wimbledon dan turnamen Grand Slam lainnya. Dibanding Sania yang baru ranking 34, Yayuk pernah menembus 20 besar dunia. Tapi belum pernah rasanya mendengar ada fatwa mengecam busana tenis Yayuk, maupun atlet-atlet putri kita, termasuk atlet renang, voli pantai, senam ataupun cabang lainnya.

06 September 2005

Anak Mencontoh Orang tuanya

Kacang Mangsa Ninggal Lanjaran (kacang tidak akan meninggalkan rambatannya), anak mencontoh kebiasan orang tuanya. Pepatah Jawa ini ditegaskan kembali dalam sebuah studi oleh penelitian sebuah tim dokter anak Darmouth Medical School. Yang diamati dalam studi ini adalah 120 anak berusia 2-6 tahun, diberi mainan boneka Barbie dan Ken, main belanja-belanjaan dan tamu-tamuan. Misalnya, ada anak usia 4 tahun. Barbie belanja rokok, anggur, bir, sesuai kebiasaan orang tua si anak.

Temuan-temuan:
  • 28% membeli rokok. Anak2 yang orang tuanya merokok, kemungkinannya 4x lebih besar akan membeli rokok
  • 61% membeli minuman beralkohol. Anak2 yang orang tuanya minum sedikitnya sebulan sekali, kemungkinannya 3x lebih besar akan membeli minuman keras.
  • Pengaruh film. Anak2 yang nonton film bertema dewasa, lebih besar kemungkinannya membeli minuman beralkohol.

Rekomendasi Penelitian ini:
  • Kalau orang tua tidak ingin anaknya merokok ya jangan ngasih contoh.
  • Tindakan preventif harus diarahkan kepada anak usia sedini mungkin.

Berita di jurnal yang memuat hasil penelitian ini: Arch Pediatr Adolesc Med. 2005;159:854-859.

Nah, coba masing-masing mencoba penelitan ini:
Barbie pilih baju: jilbab, kimono, kemben, yukensi, bikini. Apakah pilihannya mencerminkan cara orang tuanya berpakaian? :-)

*Original Post