29 July 2008

Goin' Shoppin'?



On one fine late afternoon, I ran into a flock of geese in front of BJ's Wholesale Club in North Raleigh. Sorry for the grainy, low quality picture I took with my Motorola E816 cell phone camera. What drove them to go shoppin' in this establishment? High inflation rate? :-)

09 July 2008

(( litefeeds )) mobile RSS

It works! Read feeds and post to your blog while mobile.

www.litefeeds.com

31 May 2008

Kilas Balik Sepekan (25-31 Mei 2008)

Blogger Ali Eteraz menurunkan tulisan tentang kesetaraan gender dunia Islam. Eteraz mengingatkan aktivis2 feminis muslim (perempuan dan laki-laki) bahwa kesetaraan itu tidak mudah dan tidak datang dengan sendirinya. (26 Mei 2008)

Laporan Tren Kesetaraan Gender Global 2007. Sementara peringkat-peringkat atas didominasi negara-negara Eropa Utara, dalam laporan tersebut Indonesia di nomer 81. (27 Mei 2008)

Tren "Gender-Sensitive Budgeting" Mancanegara. Kelompok-kelompok perempuan di berbagai negara meningkatkan kampanye global untuk pemberdayaan gender melalui "gender budgeting." (27 Mei 2008)

Laporan: Menaksir Ongkos Kegagalan Pendidikan Anak Perempuan. Harga yang harus dibayar untuk kegagalan mendidik anak perempuan di berbagai negara. Di Indonesia, 48% anak perempuan sekolah di tingkat sekolah menengah atas, education gender gap 3% yang berarti hilangnya kesempatan pertumbuhan sebesar 2,8 milyar USD. (28 Mei 2008)

NPR menurunkan reportase tentang poligami diam-diam di kalangan muslim Amerika. (Baca juga entry blog sebelumnya) Bagian pertama laporan ini menyoroti perilaku poligami di kalangan imigran, sedangkan bagian kedua tren poligami di kalangan muslim kulit hitam di Philadelphia. Kota ini dikenal karena komunitas muslim kulit hitam yang beraliran sunni ortodoks. (28 Mei 2008)

"It’s All in the Clothes," blog Muslimah Media Watch mengritik media utama Reuters dan The LA Times yang ketika menurunkan berita tentang prostitusi di Aghanistan dan percobaan penculikan anak di Irak tak lupa mendeskripsikan pula busana perempuan yang terkait. (29 Mei 2008)

Dr Kartono Mohamad, mantan Ketua IDI yang anggota milis WM, menulis di Kompas artikel "Jadi Kaya karena Orang Miskin," menyoroti aliran uang dari kaum miskin perokok ke kalangan kaya (pemilik pabrik rokok dan pemodalnya). (31 Mei 2008)

Pengadilan kasus bigami di North Carolina menjatuhkan hukuman percobaan 2 tahun kepada poligamor Keron Wilkins. (31 Mei 2008)

28 May 2008

Poligami "diam-diam" di Kalangan Muslim Amerika

Siapa bilang poligami hanya monopoli Sekte FLDS Mormon di Amerika?

Diam-diam ada kalangan muslim Amerika yang poligami diam-diam, tentu saja harus diam-diam kalau tidak ingin dijerat dengan pasal kriminal, dan jumlahnya shocking: Sekitar 50 ribu muslim Amerika terlibat dalam keluarga poligami!

Kebanyakan poligami populer di kalangan imigran Afrika Barat (Senegal, Guinea, Niger, Pantai Gading, Ghana, dan sekitarnya) dan Asia (tidak disebutkan dari negara mana, kemungkinan sub-benua Hindia, mungkin juga Indonesia, but count me out :-) dengan ciri-ciri: konservatif dan kurang pendidikan. Justru poligami jarang ditemui di kalangan imigran Timur Tengah.

Beberapa modus operandi poligami ini:
  • istri pertama dinikahi resmi, terdaftar, istri muda nikah cara agama saja (bawah tangan). Yang ini juga biasa terjadi di Indonesia, tidak usah menyebut nama lah :-) Tetapi akhir-akhir ini imam-imam masjid mulai menyelidiki status calon pengantin sebelum mereka mengajukan permohonan menikah. Bravo!
  • istri kedua dinikahi di negara asal, dibawa ke Amerika tanpa dokumen imigrasi yang lengkap, sehingga sangat tergantung kepada suami dan rentan menjadi korban KDRT.

Original Post

09 May 2008

Solusi Simalakama Ahmadiyah

Lantang berkata, sang profesor hukum tata negara,
"Di Pakistan, Ahmadiyah itu sudah digolongkan sebagai non-Islam. Tempat ibadahnya tidak bernama masjid lagi. Tapi temple. Kalau kita memperlakukan hal sama, masalah Ahmadiyah selesai."
Solusi yang brilian.
Karena bukan masjid, maka membakar kuil tidak sama dengan membakar masjid.
Ahmadiyah difatwa kafir, maka jangan perbolehkan mereka salat dan puasa seperti kita, muslim sejati.
Mereka digolongkan Ahlul Kitab, maka laranglah mereka membaca al-Quran.
Malah jangan sembarangan mencatut nama "Ahmad,"
nama Nabi kita, Muhammad saw al-mustafa, yang mulia.
Agama Qadianiyah?
Mendingan, tapi jangan harap dengan segera diakui sebagai agama,
dapat tercantum di KTP, bisa dapat surat nikah.
Jangan pula memakai bahasa Arab, bahasa al-Quran al-Karim, untuk istilah-istilah kegiatannya,
pakailah bahasa Urdu dari mana asalnya.

Kalau segala larangan ini belum menyelesaikan masalah?
Jangan kuatir, kita punya mujahid-mujahid di garis depan,
"Bunuh, bunuh, bunuh!" teriak syaikh-syaikh kita yang jumawa.
Maka persoalan Ahmadiyah akan selesai dengan sendirinya,
ketika mereka kita lenyapkan.

Sayup-sayup terdengar, guru bangsa berujar,
"Mereka kaum minoritas yang perlu dilindungi dan saya tidak peduli mengenai ajarannya."
Siapa yang mau mendengarnya?

(*) Minoritas yang terlindungi.

Original Post